Friday, March 22, 2019

PEMBUKAAN LAHAN BARU KELAPA SAWIT


MUTU DAN KETEPATAN  PERSIAPAN LAHAN
Kultus Teknis dan Land clearing merupakan faktor ketiga menentukan kuantitas prolehan produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit. Mutu dan Ketetapan persiapan lahan mempengaruhi beberapa hal sebagai berikut :
1. Biaya pembukaan dan persiapan lahan
2. Mutu dan kemudahan penanaman kelapa sawit
3. Masa tanaman belum menghasilkan (TBM)
4. Produksi TBS/MKS/IKS yang akan diperoleh pada tahun pertama panen dan tahun-tahun berikutnya
5. Biaya pemeliharaan pada waktu TBM, perawatan dan panen pada waktu tanaman menghasilkan (TM).

MASTER PLAN
Sebelum dilakukan pembukaan lahan hendaknya dipersiapkan master plan secara detail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan master plan adalah sebagai berikut :
1. Perijinan pendirian perusahaan telah disetujui oleh pihak terkait
2. Perijinan pembukaan lahan telah mendapat persetujuan dari PEMDA setempat
3. Peta lokasi, peta elevasi, peta topografi (bisa diperoleh dari bakosurtanal, TNI AD atau BPN). Peta tersebut dapat dijadikan dasar dalam melakukan survey areal oleh perusahaan termasuk penentuan titik nol dan tata batas sesuai izin lokasi
4. Penentuan titik nol yang merupakan titik dimulainya seluruh aktifitas pembukaan lahan (diletakkan saat survey areal).

KEBIJAKAN
Di dalam pelaksanan persiapan lahan, perusahaan mempunyai kebijakan pelestarian  lingkungan (“Environmental Sustainability”). Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah No. 28 Tahun 1995 yang menyangkut pengembangan perkebunan nasional
Untuk mendukung kebijakan di atas, komitmen perusahaan adalah menerapkan metodeZero Burningyaitu land clearing perkebunan tanpa pembakaran.

PEMBUKAAN LAHAN DENGAN ZERO BURNING
Pembukaan lahan dengan zero burning adalah pembukaan lahan tampa adanya pembakaran lahan. Land clearing dengan metodeZero Burningmemiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Terjaganya kelestarian keaneka ragaman hayati (flora dan fauna)
2. Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap
3. Mempertahankan unsur hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah hutan
4. Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan masyarakat dan kebun
Pembukaan Lahan Zero Burning
PROSES DALAM PEMBUKAAN LAHAN

Tahapan-tahapan proses dalam pembukaan lahan di beberapa kondisi lahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 

PENYUSUNAN PROGRAM PEMBUKAAN LAHAN
Land clearing sebaiknya dipersiapkan secara maksimal, sehingga selama 18 bulan program dapat diselesaikan sebaik mungkin. Semua tahapan pekerjaan (Time Schedule) agar disusun secara sistematis dan tidak saling menghambat satu lain. Didalam penyusunan tersebut harus memperhatikan faktorfaktor : Iklim, Tenaga kerja, Alat dan bahan. Berikut Time Schedul program pembukaan lahan.

SURVEI PENDAHULUAN
Survei harus dilakukan dengan metode yang tepat dan semua data harus diperiksa dengan cermat. Keberhasilan pengelolaan kegiatan di masa mendatang sangat tergantung pada keakuratan survei dan pengukuran lapangan. Peta harus dilengkapi skala, misalnya (1:5000) dan mencakup semua kondisi lapangan yang penting seperti sungai, areal rendahan, bukit dan areal yang tidak perlu ditanami.

Kegiatan Survey Lapangan
PENINJAUAN LAPANGAN
Adapun kegiatan-kegiatan dalam peninjaun lapangan adalah sebagai berikut
1. Manager lapangan melihat lokasi bersama Surveyor dan staf lainnya untuk mengenal kondisi lahan dan titik penting seperti areal rendahan, bukit dan lain-lain
2. Tentukan tanda-tanda batas (jika tersedia) dengan menggunakan peta survei yang disusun oleh instansi pemerintah maupun titik-titik referensi yang telah diketahui
3. Pasang tanda-tanda lapangan dengan menggunakan beton permanen sebelum memulai kegiatan lapangan
4. Periksa ulang batas areal dengan tokoh masyarakat setempat dan petugas pemerintahan untuk menghindari kesalah pahaman yang mungkin timbul selama pembangunan kebun
5. Pemeriksaan lokasi dari udara akan menyediakan gambaran yang baik dan membantu mengidentifikasi masalah dilapangan.

LAYOUT DAN DESAIN BLOK TANAM KELAPA SAWIT
Luas suatu blok tanam kelapa sawit yang ideal adalah ±30 ha (luas areal tanam-tidak termasuk jalan). Bentuk blok adalah empat persegi panjang dengan ukuran 1.000 m x 300 m. Pada blok ukuran 30 ha, maka panjang jalan 1.000 m dengan arah Timur-Barat dan lebar jalan 300 m dengan arah Utara-Selatan. Desain blok seperti ini menjadikan jalan produksi selalu mendapat sinar mata hari sepanjang hari. Ditengah blok dibuat jalan kontrol dengan lebar 2 m -3 m dengan arah timur-barat. Jalan ini berupa gawangan yang dibersihkan tanpa mengurangi populasi per hektar. Bentuk blok dengan ukuran 1.000 m x 300 m akan mengoptimalkan efisiensi supervisi dan produktivitas karyawan, terutama didasarkan atas kemampuan rata-rata pemanen mengangkut buah dari dalam blok, hingga TPH dan operasional dengan sentralisasi kebun. 
Desain Blok

PEMBUKAAN LAHAN 
1. PENYUSUNAN TATA RUANG
Tata ruang disusun berdasarkan hasil survey lahan semi detail yang mencakup :
1. Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung masuk dan keluar lokasi kebun
2. Batas kebun dan batas kerja kontraktor
3. Lokasi bibitan
4. Kondisi lahan darat, rawa, bukit dan sungai (rencana outlet)
5. Rencana pembagian blok
6. Luas setiap blok 30 ha untuk inti dan 40 ha untuk plasma
7. Penentuan MR dan CR
8. Rencana lokasi pembangunan pemukiman karyawan dan bangunan lainnya
9. Rencana pabrik dan kantor
10.   Lokasi quari material penimbulan dan pengerasan jalan.

2. RINTIS-BLOKING
Pembuatan blok tata batas dikenal dengan istilah “blocking”. Blocking dikerjakan setelah selesai dilakukan survei tata batas, survei detail dan telah dilaksanakan ganti rugi lahan. Luas bloking tergantung dari luas lahan yang telah dibebaskan, dan lebar jalan yang digunakan ± 4m. Pekerjaan blocking dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer dan jalan ini merupakan batas antara tanah masyarakat dengan dengan tanah perusahaan. Setelah pekerjaan bloking, areal tersebut dibentuk menjadi blok-blok kecil dengan luas ± 30 ha dan dikerjakan dengan menggunakan bulldozer.
Pedoman dalam pembuatan blok dan jalan di areal datar adalah 
1. Berdasarkan Peta rencana blok, dilakukan kegiatan rintis MR arah timur-barat dan CR arah utara-selatan menggunakan Theodolite oleh team GIS.
2. Jarak titik pancang antar MR adalah 1009 m dan antar CR adalah 307 m. Lebar blok 300 m dan panjang blok 1000 m. Sedangkan lebar MR 9 m dan lebar CR 7 m.
Khusus untuk areal berbukit dilakukan imas tumbang dahulu sebelum pembuatan jalan dan bloking. Bloking ditentukan berdasarkan batas jalan dan luasnya tidak harus 30 ha. 

3. PEMBUATAN JALAN
Kebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi jalan. Pada areal datar panjang main road 10,2 m per ha dan collection road 33,6 m per ha. Pembuatan jalan dengan bentuk segi empat beraturan (grid system)
mengikuti denah blok yang berukuran 300 m x 1000 m.
Pembangunan jalan diareal berbukit kebuthannya lebih banyak dan dibuat dengan sistem jalan kontur.
Jalan Areal Datar
 4. PEMBUKAAN LAHAN EX HUTAN MINERAL/GAMBUT

4.1 Imas
Mengimas merupakan bagian memotong anak kayu dan tanaman merambat lainnya yang berdiameter di bawah 10 cm dengan menggunakan parang atau kampak. Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah.
Tujuan mengimas untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaan perum mekanis. Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung di lakukan perum mekanis.
Imas
4.2 TUMBANG 

Penumbangan pohon dengan chainsaw dapat dilakukan setelah diimas. Ketentuan ketinggian tunggul maksimum berdasarkan ketinggian batang dijelaskan pada tabel berikut :

Ketentuan lain dalam melakukan penumbangan adalah :
1.  Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas jalur dan jalan
2. Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon setengah tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman yang menjalar
3. Pohon yang tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perum mekanis)
4. Penumbangan di lahan gambut dilakukan setelah minimum 6 bluan selesai pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan tanah.

4.3 PERUM MEKANIS
Perum mekanis dengan menggunakan buldozer dan atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan tumbang pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah timur-barat. Ketentuan dalam perum mekanis dijelaskan pada tabel berikut :
4.3.1 Pancang Jalur Rumpukan
Pancang jalur rumpukan adalah proses pemberian pancang jalur yang direncanakan untuk merumpuk kayu hasil imas dan tumbang dan berada di gawang mati. Tinggi pancang adalah 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator Excavator dan Buldoser. Setiap jarak kurang lebih 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6-8 pancang pembantu dalam jaluran. Pada jarak 150 m (inti) atau 200 m (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar kurang lebih 4 meter.
Sketsa jaran Stacking/Rumpukan
4.3.2 Pelaksanaan Perum Mekanis
Posisi Buldozer atau excavator berada digawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu-kayu diatur digawangan mati sejauh 2,5 meter m dari radius jalur tanam pohon kelapa sawit  dan harus diletakan rata di permukaan tanah. Top soil diusahan seminimal mungkin terkikis oleh mata pisau Buldozer. Posisi pisau diatur kurang lebih 10 cm di atas permukaan tanah.
Hasil Stacking
4.4 Cincang Jalur
Beberapa kegiatan yang dilakukan cincang jaluar pada areal datar adalah sebagai berikut : 
a. Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu-kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun dijalur rumpukan. 
b. Membuat jalur rintis tengan untuk jalan kontrol selebar 4 meter arah utara selatan harus bebas dari kayu. 
c. Menentuk jumlah jalur rumpukan, ditetapkan sebagai berikut :
    - Pada areal dengan vegetasi padat penentuan rasio rumpukan 1 : 2. 
    - Pada areal dengan vegetasi ringan sampai sedang ratio rumpukan 1 : 4
    - Lebar rumpukan kurang lebih 3 meter dengan ketinggian maksimal 2 meter. 
Pada areal berbukit penempatan rumpukan dilakukan mengikuti arah kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan.
Hasil Pembukaan Lahan yang Benar

No comments: